Pelatih Liverpool Kritik Kebijakan Karantina 10 Hari Pemain Setelah Jeda Internasional

- 2 Oktober 2021, 13:30 WIB
Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp kritiki kebijakan karantina setelah pemain bermain di negara zoan merah Covid-19
Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp kritiki kebijakan karantina setelah pemain bermain di negara zoan merah Covid-19 /Twitter @LFCUSA

Pedoman Tangerang - Jurgen Klopp mengkritik rencana karantina Liga Inggris bagi pemain yang bertanding keluar area Inggris.

Klopp merasa pihak liga tidak memperjuangkan hak para pemain yang kembali dari zona merah karena membela negaranya di kualifikasi Piala Dunia.

Pada Jumat, 02 Oktober 2021 pemerintah memerintahkan pemain agar divaskin secara penuh setelah mereka kembali dari negara-negara zona merah dan harus tinggal di fasilitas kesehatan selama 10 hari. Tetapi mereka masih diizinkan pergi sesekali untuk latihan bersama tim atau bertanding.

Tentu alasan Klopp tak setuju dengan kebijakan tersebut bukan tanpa alasan. Pasalnya Liverpool memiliki 4 pemain penting yang nanti akan bertanding dalam kualifikasi Piala Dunia di negara zona merah.

Alisson dan Fabinho dari Brasil, Kostas Tsimikas dari Yunani dan Sadio Mané dari Senegal. Ketiga negara tersebut adalah negara yang status penyebaran Covid-129 masih tinggi.

Baca Juga: Bruno Fernandes Tegaskan Siapa Penendang Penalti di Manchester United

“Anda dapat memilih hotel sendiri tetapi makanan harus diantarkan di depan pintu kamar Anda,” kata Klopp dilansir dari The Guardian.

“Anda tidak diizinkan untuk dikunjungi. Jika itu solusinya, saya tidak tahu dari mana asalnya ... Itu berarti bagi para pemain bahwa mereka pergi selama 10-12 hari dengan tim nasional mereka, kemudian mereka pergi 10 hari lagi dari keluarga mereka ke karantina. Itu 22 hari, dan kemudian dua minggu kemudian ada jeda internasional berikutnya. Bagi saya itu bukan solusi.”

Kebijakan tersebut diambil setelah adanya konflik pasca jeda internasional mengenai karantina bagi pemain yang bermain di negara zona merah Covid-19.

Klub seperti Liverpool, Manchester United, Manchester City dan Chelsea menolak untuk melepas pemain Amerika Selatan mereka. 

Klub-klub seperti Leeds, Aston Villa dan Tottenham juga enggan melepas pemain mereka untuk jeda internasional khususnya pemain Amerika Selatan.

Klopp menilai kebijakan tersebut tidak adil bagi klub, karena klub akan kehilangan pemain dalam 22 hari.

"Para pemain terus-menerus dalam gelembung," katanya. “Mereka di sini dalam gelembung, mereka bertugas internasional dalam gelembung dan saya tidak tahu persis mengapa itu sekarang berbeda dengan sebelumnya.

“Yang benar-benar tidak saya sukai adalah saya tidak berpikir itu dipikirkan (kebijakan) dengan matang. Rasanya seperti seseorang di pemerintahan membuka pintu di sebuah kantor penting dan berkata, 'Ngomong-ngomong, kita masih harus menyortir para pesepakbola', dan seseorang berkata,'Mengapa ada apa dengan mereka?'

“Mereka mengatakan 'mereka bermain di daftar merah dan mereka tidak suka hotel karantina 10 hari', jadi mereka hanya mengatakan 'biarkan mereka pergi di hotel lain kalau begitu'.

“Tidak, tidak, ayo anak-anak! Kami mengeluarkan orang dari kehidupan normal selama tiga minggu tanpa alasan yang jelas. Kami menjaga pemain kami."

"Mereka ada di sini, mereka tinggal bersama keluarga mereka, mereka tidak melakukan apa-apa lagi. Mereka datang ke pelatihan dan pulang. Sekarang kita harus menempatkan mereka di hotel dan mengantarkan makanan mereka? Itu tidak benar.” tutup Klopp.***

Editor: Ahmad Rafid Fadli Mukhtar

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah