Ucapan Selamat dari Dunia untuk Prabowo-Gibran Mengalir Deras, Pengamat: Pertanda Kemenangan yang Sah

- 26 Februari 2024, 20:17 WIB
Bisakah kemenangan Prabowo-Gibran dibatalkan melalui hak angket?
Bisakah kemenangan Prabowo-Gibran dibatalkan melalui hak angket? / ANTARA FOTO//M Risyal Hidayat


Pedoman Tangerang
- Sejumlah pemimpin negara memberikan ucapan selamat kepada calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto atas keunggulannya dalam perolehan suara sementara di pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Prabowo telah menerima ucapan selamat dari setidaknya 15 pemimpin negara, termasuk Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese, Presiden Uni Arab Emirat (UAE) Mohammed Bin Zayed, dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

Ucapan selamat juga datang dari PM Singapura Lee Hsien Loong, PM Malaysia Anwar Ibrahim, Presiden Sri Lanka Ranil Wickremesinghe, PM Albania Edi Rama, dan Presiden Timor Leste José Ramos-Horta.

Sultan Brunei Hassanal Bolkiah, PM India Narendra Modi, dan PM Inggris Rishi Sunak turut memberikan ucapan selamat, bersama dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden China Xi Jinping melalui Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang, Presiden Filipina Bongbong Marcos, dan Presiden Nikaragua Daniel Ortega.

Ucapan dari para pemimpin dunia itu dianggap sebagai pengakuan dunia internasional atas kemenangan pasangan calon nomor urut 02, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka di Pilpres 2024.

Baca Juga: Jokowi Puji Prabowo Setelah Sukses Bangun RSPPN

Pengamat Hubungan Internasional dari Universitas Hasanuddin Makassar, Ishaq Rahman, mengatakan ucapan tersebut menunjukkan keyakinan bahwa pasangan Prabowo - Gibran akan memenangkan real count dan dilantik sebagai presiden nantinya.

"Adalah lazim dalam tata pergaulan antarnegara, para kepala negara yang memberi ucapan selamat kepada paslon 02 yang unggul menurut versi quick count sudah meyakini bahwa Paslon 02 Prabowo - Gibran akan memenangkan real count dan juga yakin akan dilantik sebagai presiden nantinya," ujar Ishaq, Senin (26/2/2024).

“Keyakinan tersebut bisa saja berasal dari hasil analisis mereka terhadap sistem politik Indonesia. Biasanya, perwakilan negara asing itu melakukan fungsi pelaporan kepada negara asalnya. Nah, bisa jadi para kepala negara tersebut telah memperoleh input informasi yang cukup meyakinkan,” imbuhnya.

Dikatakan Ishaq, meskipun Komisi Pemilihan Umum (KPU) masih melakukan penghitungan dan belum melakukan pengumuman secara resmi, pengakuan dari negara luar juga dapat mendorong legitimasi presiden terpilih, walaupun di dalam negeri masih terjadi dinamika.

Halaman:

Editor: Muhammad Alfin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x