Network
Pedoman Tangerang - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Madya (Purn) TNI Henri Alfiandi, sebagai tersangka dalam kasus suap terkait proyek pengadaan barang dan jasa pada periode anggaran 2021-2023.
Dalam periode tiga tahun tersebut, Henri diduga menerima suap dengan total mencapai Rp88,3 miliar. Keputusan penetapan status tersangka ini berdasarkan hasil operasi tangkap tangan (OTT) yang berhasil dilakukan oleh KPK.
Selain Henri Alfiandi dan Afri Budi Cahyanto, empat orang lainnya juga terjaring dalam operasi tersebut. Wakil Ketua KPK, Alexander Marwata, mengonfirmasi bahwa pihaknya akan menyerahkan proses hukum Henri Alfiandi dan Afri Budi selaku prajurit Tentara Nasional Indonesia (TNI) kepada Puspom Mabes TNI. Penyerahan kasus ini dilakukan sesuai dengan ketentuan Pasal 42 UU KPK jo Pasal 89 KUHAP.
Baca Juga: Profil Kabasarnas RI Henri Alfiansi : Mengungkap Kasus Korupsi yang Membuat Geger
Kasus ini menimbulkan kehebohan di tengah masyarakat, terutama karena Henri Alfiandi dan Afri Budi Cahyanto sebelumnya merupakan tokoh yang diandalkan dalam penyelamatan dan penanganan bencana di seluruh Indonesia.
Dikutip dari laman e-LHKPN, elhkpn.kpk.go.id, Jumat 28 Juli 2023, Henri Alfiandi tercatat memiliki harta senilai Rp10,9 miliar. Rincian harta kekayaannya tersebut mulai dari mobil mewah, tanah, hingga pesawat.
Baca Juga: Lagi, Polisi Tembak Polisi Terjadi di Bogor, Mabes Polri: Tidak Sengaja?
Pertama, adalah Henri ternyata memiliki pesawat terbang jenis Zenith 750 STOL tahun 2019 seharga Rp650 juta. Kemudian, ia juga memiliki lima aset tanah yang tersebar di Pekanbaru dan Kampar. Total aset tanah Henri yang tercatat hasil sendiri itu senilai Rp4,8 miliar.
Selain itu, mantan Kepala Basarnas ini juga memiliki beberapa kendaraan mewah, seperti Nissan Grand Livina tahun 2012 senilai Rp60 juta dan Honda CRV tahun 2017 senilai Rp275 juta.
