Fenomena Berpindahnya Kader Parpol Dalam Jumlah Banyak Jelang Pemilu, Pengamat: Ada Dua Faktor

- 5 Maret 2023, 10:00 WIB
Petinggi parpol menghadiri penetapan dan pengundian nomor urut parpol peserta Pemilu 2024 di KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu, 14 Desember 2022
Petinggi parpol menghadiri penetapan dan pengundian nomor urut parpol peserta Pemilu 2024 di KPU RI, Jakarta Pusat, Rabu, 14 Desember 2022 /Dok. Istimewa

PedomanTangerang - Menjelang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden pada bulan Februari tahun 2024 nanti, banyak kader yang berganti partai.

Fenomena tersebut, mendapat respon langsung oleh Adi Prayitno sebagai pengamat politik. 

Adi membeberkan alasan di balik fenomena berpindahnya kader partai dalam jumlah banyak ke satu partai lainnya. 

Menurut Adi, fenomena yang sering ditemui jelang pemilu ini karena dua faktor. 

Faktor pertama karena rendahnya party identity yang dimiliki oleh politisi. Kondisi ini, kata Adi, yang menyebabkan berpindah partai dianggap jadi suatu hak yang biasa di konstelasi politik Indonesia. 

"Orang kita melihat politik itu, partai tidak lebih dari sekedar kendaraan politik bukan sebagai sebuah instrumen perjuangan ideologis untuk menegakkan dan memperjuangkan nilai-nilai politik tertentu," kata Adi pada Sabtu, 4 Maret 2023. 

Adi berujar, karena parpol sering dianggap sebagai kendaraan yang dirental salam mobilisasi politik untuk maju dalam kontestasi baik itu pileg, pilpres atau pilkada, maka tak mengherankan mudahnya elit politik berganti partai politik. 

Faktor kedua, kata Adi, adalah penilaian parpol yang dianggap tidak menguntungkan elit secara politik. Sehingga dengan pertimbangan itu, menurut Adi, banyak politisi yang keluar partai mencari partai baru.

"Mencari pelabuhan baru di partai politik baru yang bisa menampung aspirasi. Dan tentu saja yang paling penting memberikan akses terhadap hak politik yang seluas-luasnya," ucap Adi. 

Halaman:

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x