Pengacara Bharada E Dapat Ancaman Dan Minta Perlindungan Pak Jokowi, Simak Selengkapnya Disini

- 10 Agustus 2022, 21:04 WIB
Deolipa Yumara, pengacara baru Bharada E.
Deolipa Yumara, pengacara baru Bharada E. /Instagram/deolipa_project/

Pedoman Tangerang- Deolipa Yumara Pengacara Bharada E atau Richard Eliezer, mengaku mendapat ancaman, ia pun meminta perlindungan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).


Deolipa Yumara Pengacara Bharada E yang ditunjuk oleh Bareskrim Polri, ia mengatakan ancaman itu saat dia datang ke Bareskrim.


“Kita juga waktu ke Bareskrim juga diancam-ancam. Perkara besar sama aja ada yang ancam,” jelas Deolipa.

Dia mengatakan, perkara ini sudah menjadi hal yang biasa bagi dirinya. “Orang kan, ada yang suka ada yang nggak suka,” jelasnya.”Ada kenal ada enggak kenal. Ada cinta ada benci. Kalau kami, kan, tetap mencintai semuanya,” imbuhnya.


Deolipa menyebut bahwa dia sudah mengetahui siapa sosok pengancam dirinya.


Dia mengaku bahwa akan meminta perlindungan kepada Jokowi jika memang terjadi hal yang tak diinginkan.


“Saya tahu dong tahu (identitas pengancam), makanya kita (minta) perlindungan ke Pak Jokowi kalau ada apa-apa,” tambahnya.


Deolipa menjelaskan, ancaman yang dia dapat masih terbilang ‘biasa’, pihaknya masih tenang-tenang saja.


“Tidak (parah ancamannya), biasa saja. Biasa kok, santai-santai. Biasa kita ngehadapin yang begitu-begitu,” terangnya.


Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan instruksi tegas kepada Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit untuk segera mengusut tuntas kasus tewasnya Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J.


Orang nomor satu di Indonesia itu meminta Polri bisa mengungkap kasus tersebut untuk disampaikan dengan informasi apa adanya.


Hal tersebut disampaikan Presiden Jokowi ketika sedang berada di Kabupaten Mempawah, Pontianak, Kalimantan Barat.


“Sejak awal kan saya sampaikan, sejak awal saya sampaikan. Usut tuntas, jangan ragu-ragu, jangan ada yang ditutup-tutupi,” kata Jokowi, dikutip dari kanal YouTube Sekretariat Presiden pada Selasa, 9 Agustus 2022.


Selain itu, Jokowi meminta adnaya transparansi yang dilakukan Polri dalam mengungkap kasus Brigadir J.


Secara tegas, Jokowi minta polisi tidak merasa ragu dalam mengungkap kebenaran dan sama sekali jangan ada yang ditutup-tutupi.


“Jangan ragu-ragu, jangan ada yang ditutupi. Ungkap kebenaran apa adanya, sehingga jangan sampai menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri,” paparnya.


“Itu yang paling penting. Citra Polri apapun yang tetap harus kita jaga,” jelas Jokowi.


Eks Kapolda Metro Jaya Dukung Tindakan Kapolri

Mantan Kapolda Metro Jaya Komjen (Purn) Noegroho Djajoesman menyebut polisi sudah dengan tegas berupaya menyelesaikan kasus penembakan Brigadir J


Akan tetapi dia tetap menyebut bahwa kasus yang terjadi ini sebagai sebuah peristiwa yang sangat memalukan bagi korps kepolisian.


Dia justru menyayangkan sikap Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo yang tidak dengan cepat meredam kasus ini seceparnya sejak awal.


“Langkah yang berani dan tegas. Kasus ini sangat memalukan bagi satuan Kepolisian. Kalau saya sih, masalah institusi itu yang salah pimpinannya,” kata Noegroho, dikutip dari keterangannya pada Selasa 9 Agustus 2022.


“Jika dari awal Kapolri tegas, masalah tidak berlarut-larut sampai sekarang,” tutur Noegroho menambahkan.


Noegroho, pria yang pernah menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya pada tahun 1998 itu mendukung penuh Jenderal Listyo Sigit Prabowo agar bisa membersihkan kasus tersebut secara internal.


Ia meminta Kapolri tidak ragu dalam mengambil langkah penanganan demi bisa menghasuskan isu ‘perang bintang’ di kasus tersebut.


“Pokoknya jangan ragu mengambil langkah-langkah. Kalau tidak akan menjadi beban bagi Kapolri dan Polri,” sambungnya.


Lebih lanjut, Noegroho menilai Kapolri sudah tepat melakukan penahanan terhadap Irjen Ferdy Sambo apabila eks Kadiv Propam itu memang benar terbukti terlibat dalam kasus Brigadir J.


Terlebih Noegroho menganggap dalam kasus ini siapa saja bisa menjadi tersangka karena tidak ada yang kebal hukum. Sekalipun itu adalah seorang ‘rising star yang telah menangani banyak kasus.


“Jangan karena rising star (lalu) tidak bisa ditindak secara hukum. Kebetulan saya kenal bapaknya, Pieter Sambo. Saya pernah jadi anak buahnya. Dia baik, dan tegas,” pungkasnya.


“Sekuat-kuatnya seseorang, Kapolri di atas segala-galanya. Makanya butuh ketegasan. Kapolri tidak perlu takut, yang bersalah tindak saja,” tambah Noegroho.***

Editor: Bustamil Arifin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x