Network
Pedoman Tangerang – Gunung Anak Krakatau kembali mengeluarkan abu vulkanik pada Jumat, 1 Juli 2022.
Gunung Anak Krakatau dikabarkan kembali erupsi pada pukul 06:50 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 meter diatas puncak (± 657 meter di atas permukaan laut). Bahkan sebelumnya, abu vulkanik yang disemburkan Gunung Anak Krakatau teramati mencapai ± 1000 meter.
Erupsi Gunung Anak Krakatau kerap terjadi dan terekam seismograf dengan amplitude maksimum 42 mm dan durasi 77 detik.
Baca Juga: 1,5 Juta Orang Tewas Akibat Meletusnya Gunung Huaynaputina, Sejarah 19 Februari
Baca Juga: Dampak Letusan Gunung Bawah Laut di Tonga, Sejumlah Wilayah di Pasifik Diterjang Tsunami
Diberitakan sebelumnya PRFM News dalam artikel berjudul, "Kembali Semburkan Abu Vulkanik, Masyarakat Dilarang Mendekati Kawah Gunung Anak Krakatau Radius 5 Km", semburan abu vulkanik dari Gunung Anak Krakatau mengeluarkan abu hitam dengan intensitas tebal ke arah timur laut.
Sebelumnya, Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi dengan tinggi mencapai ± 1.500 meter di atas puncak atau sekira ± 1.657 meter di atas permukaan laut, yang terjadi pada Minggu, 24 April 2022.
Abu vulkanik Anak Krakatau bahkan sampai ke Kecamatan Labuan, Kecamatan Carita, Kecamatan Panimbang, Kecamatan Cigeulis, dan Pesisir Sumur, Kabupaten Pandeglang, dan Banten.
Adanya letusan tersebut mengakibatkan status Gunung Anak Krakatau naik menjadi Level III (Level Siaga).
Tak hanya Gunung Anak Krakatau yang kembali mengeluarkan abu vulkanik, Kepala Pos Pemantau Gunung Ile Lewotolok Stanis Arakian mengatakan erupsi juga terjadi di Gunung Ile Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur pukul 16.29 WITA. Gunung Ile Lewotolok menyemburkan abu yang cukup tebal dengan ketinggian ± 1.300 meter di atas puncak gunung.
