Mahalnya Tiket Masuk Candi Borobudur Tuai Respon APTABI & Pimpinan Sangha Theravada Indonesia

- 9 Juni 2022, 12:30 WIB
Candi Borobudur
Candi Borobudur /Muhammad Alfin/

Pedoman Tangerang - Rencana pemerintah menaikkan harga tiket Candi Borobudur Rp 750 ribu jadi perbincangan publik, mengingat tempat destinasi wisata ramai pengunjung.


Kenaikan harga tiket yang mahal tuai respon beragam masyarakat termasuk Pimpinan Sangha Theravada Indonesia. Bhiksu Sri Pannavaro Mahathera, mengatakan rencana pemerintah akan sangat memberatkan umat Buddha dalam beribadah di candi mereka sendiri.


Sebab, banyak sekali umat Buddha yang tinggal di pedesaan dengan kondisi perekonomian pas-pasan sehingga uang Rp 750 ribu merupakan nilai yang sangat besar untuk mereka. Padahal, Candi Borobudur adalah salah satu tempat ibadah utama umat Buddha di Indonesia.


“Sampai meninggal dunia pun tentu tidak akan mampu naik ke atas candi untuk melakukan ‘puja’ atau ‘pradaksina’ karena harus membayar biaya yang sangat mahal bagi mereka: Rp 750 ribu per orang,” tulis Bhiksu Pannavaro.

Baca Juga: Pimpinan Khilafatul Muslimin Terbukti Sebagai Mantan Napi, Apakah Bertentangan dengan Pancasila?

Baca Juga: Perjalanan Karier Sabrina Chairunnisa, Modelling Sukses Memiliki Salon Kecantikan

Pembatasan kuota harian orang yang bisa naik ke candi menurutnya memang sangat perlu untuk melestarikan bangunan candi. Namun menurut dia seharusnya jangan hanya yang punya uang saja yang boleh naik.


“Atau dengan jalan lain harus menjadi bhiksu dulu, atau kembali menjadi murid sekolah, tentu hal itu sangat tidak mungkin,” lanjutnya.


“Jadi bisa saja, biarlah umat Buddha sabar menanti antrean bisa naik ke atas candi kita sendiri. Seperti halnya saudara-saudara Muslim yang juga sabar menanti antrean naik haji sampai beberapa tahun,” kata Bhante Sri Pannavaro Mahathera.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Kepala Asosiasi Perguruan Tinggi Agama Buddha Indonesia (APTABI), Bhante Ditthisampanno. Kabar kenaikan tarif tiket itu menurut Bhante Ditthi telah membuat syok umat Buddha di Indonesia.

Halaman:

Editor: Muhammad Alfin

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x