“Yang penting semua pihak bisa menjaga acara reuni itu dengan baik, tidak mengganggu ketertiban umum, mengganggu hak pengguna jalan. Itu juga perlu dipikirkan. Kita juga minta pemerintah untuk tidak berupaya menghalangi atau menghambat, justru memfasilitasi dan mengatur dengan baik,” lanjutnya.
Kini, suasana politik berganti. Ferdinand tak lagi berada di Partai Demokrat. Alih-alih merongrong dan mengkritik, belakangan dia lebih sering mendukung dan membela kebijakan Presiden Jokowi.
“Reuni 212 hari ini paling dihadiri seratusan orang. Itupun panitia 50% jadi yang ikutan dari unsur rakyat hanya kaum-kaum yang memang sudah akut bencinya kepada Pancasila. Saya berharap Polri dan TNI langsung saja gulung panitianya,” kata Ferdinand.***