Vaksin Merah Putih Makin Urgen Dibutuhkan, Sejauh Mana Perkembangannya?

- 2 Agustus 2021, 11:15 WIB
Vaksin merah putih semakin urgen dibutuhkan mengingat keterbatasan stok vaksin. Sejauh mana perkembangan vaksin ini?
Vaksin merah putih semakin urgen dibutuhkan mengingat keterbatasan stok vaksin. Sejauh mana perkembangan vaksin ini? /Foto: Antara.



Pedoman Tangerang - Vaksin Merah Putih yang menjadi brand vaksin Indonesia semakin urgen dibutuhkan mengingat ketersediaan vaksin saat ini terbatas.

Beberapa Kepala Daerah saat ini mengeluh karena kehabisan vaksin. Sementara, neraca vaksin dan stok yang ada di BUMN Bio farma relatif tipis untuk menyangga target 1 juta bahkan 5 juta dosis per hari.

Partai Keadilan Sejahtera mewanti-wanti percepatan riset vaksin Merah Putih agar Indonesia tidak tenggelam dengan impor vaksin manakala stok yang tersedia saat ini habis.

“Jadi memang, selayaknya pemerintah menggenjot pengembangan Vaksin Merah Putih dengan memenuhi kebutuhan sumber daya dan sarana riset yang diperlukan termasuk untuk uji klinis dan produksi massalnya," kata Wakil Ketua Fraksi PKS DPR, Mulyanto, kepada Pedoman Tangerang, Senin 2 Agustus 2021.

Baca Juga: Tak Gentar Dikritik, Vaksin Nusantara 'Terawan' Maju Terus

Kebutuhan terhadap vaksin ke depan akan dipastikan akan lebih banyak. Apalagi, bila vaksinasi ini dibutuhkan pengulangan secara regular dalam beberapa tahun sekali.

Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto.
Wakil Ketua Fraksi PKS DPR RI, Mulyanto. Foto: Kabar oposisi.

Mulyanto menilai Tim LBM Eijkman dan Tim Universitas Airlangga di bawah koordinasi Konsorsium Riset Covid-19 Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah dua lembaga yang memperlihatkan kinerja terdepan dalam riset vaksin.

Menurutnya, penggunaan vaksin Merah Putih menjadi penting dan urgen sebagai upaya membangun keunggulan SDM dan kemandirian inovasi domestik, selain juga agar Indonesia tidak sekadar menjadi pasar bisnis vaksin semata.

Mulyanto menyayangkan bila anggaran dari utang yang terbatas ini terkuras habis ratusan triliun untuk membeli puluhan juta dosis vaksin impor.

Baca Juga: Mengenal Indra Rudiansyah, Mahasiswa Indonesia di Balik Penemuan Vaksin AstraZeneca

"Sayangnya, Pemerintah terkesan adem-adem saja dan membiarkan riset vaksin Merah Putih ini berjalan bisnis as usual. Bahkan terkesan masih maju-mundur," kata Anggota Komisi VII DPR RI ini.

Indonesia diketahui saat ini memiliki 11 platform riset vaksin Merah Putih yang dijalankan oleh 6 lembaga riset pemerintah dan perguruan tinggi, yakni LBM Eijkman, LIPI, UI, ITB, Unair, dan UGM.

Yang tercepat, LBM Eijkman menjadwakan uji klinis tahap 1-3 bersama BUMN Bio Farma pada buan Juli-Desember 2021 dan target memperoleh izin BPOM dan diproduksi massal pada bulan Januari 2022.

Halaman:

Editor: Alfin Pulungan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x