Cuaca Siang Hari Jabodetabek Terasa Sangat Panas? Begini Kata BMKG

20 September 2023, 09:00 WIB
Cuaca Siang Hari Jabodetabek Terasa Sangat Panas? Begini Kata BMKG /

Pedoman Tangerang – Cuaca panas ekstrem yang melanda beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Jabodetabek seperti Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, merupakan hasil dari dampak fenomena El Nino.

Data terbaru yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada tanggal 16 hingga 17 September pukul 07.00 WIB juga mencatat suhu maksimum yang tinggi di beberapa daerah.

Tercatat suhu tertinggi mencapai 36,4 derajat Celsius di Stasiun Meteorologi Sultan Hasanuddin di Sulawesi Selatan, sementara Stasiun Meteorologi Kartajati di Majalengka, Jawa Barat, mencatat suhu maksimum sebesar 36,2 derajat Celsius.

Di sekitar wilayah Jabodetabek, Stasiun Klimatologi Banten mencatat suhu sekitar 35,4 derajat Celsius, sementara Stasiun Geofisika Tangerang di Banten mencapai suhu sekitar 35 derajat Celsius.

Baca Juga: Alur Pendaftaran Lengkap PPPK 2023 di Situs SSCASN BKN, Begini Tata Caranya!

Suhu yang tinggi seperti ini memerlukan kewaspadaan dan perhatian khusus terutama dalam menjaga kesehatan dan kenyamanan selama cuaca panas ekstrem.

Cuaca panas ini perlu mendapatkan perhatian ekstra dari masyarakat dan pihak berwenang.

Menurut prakiraan BMKG hari, Senin 18 September 2023, beberapa wilayah di Jakarta, seperti Jakbar, diprakirakan akan mencapai suhu maksimum sekitar 33 derajat Celsius dengan tingkat kelembapan maksimal sebesar 90 persen.

Harap tetap berhati-hati dan berpakaian sesuai dengan kondisi cuaca yang panas dan lembap tersebut.

Baca Juga: Inilah Sosok AKBP Areis Aminnulla, Kapolres Bolmut yang Dilaporkan Polwan Cantik Kasus Pelecehan

Selain itu, Jakpus (suhu maksimum 31 derajat Celsius, kelembapan maksumum 80 persen), Jaksel (33 derajat Celsius, kelembapan 90 persen).

Jaktim (suhu maksimum 33 derajat Celsius, kelembapan maksimum 90 persen), Jakut (suhu maksimum 31 derajat Celsius, kelembapan maksumum 80 persen).

“Suhu yang terasa panas atau cuaca cerah di Jabodetabek ini masih dapat terjadi hingga Oktober nanti,” ujar Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, kepada CNNIndonesia.com, Jumat 15 September 2023.

Menurut dia, kondisi ini akan mengalami penurunan pada akhir 2023. “Penurunan yang signifikan akan dirasakan mulai di bulan Desember nanti,” ucapnya.

Baca Juga: Profil dan Biodata Bripda DS, Polwan Cantik Mantan Sespri Kapolres Bolmut

Pengaruh dari fenomena El Nino, yang merupakan pemanasan suhu permukaan laut di Samudera Pasifik dan dapat menyebabkan penurunan curah hujan global, memang memiliki dampak yang signifikan.

Menurut perkiraan Guswanto, fenomena ini diperkirakan akan berlangsung hingga akhir tahun 2023.

Hal ini menunjukkan pentingnya pemantauan cuaca dan iklim serta kewaspadaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi akibatnya.

Data BMKG menunjukkan bahwa El Nino saat ini berada dalam kondisi moderat, dengan Southern Oscillation Index (SOI) mencapai -13,1 dan Indeks NINO 3.4 sekitar +1,35.

BMKG telah memperingatkan bahwa dampak El Nino di Indonesia cenderung dirasakan kuat selama musim kemarau, khususnya pada bulan Juli, Agustus, September, dan Oktober.

Benar, El Nino dapat berdampak signifikan pada pola cuaca di Indonesia. Salah satu dampaknya adalah penurunan curah hujan, terutama di wilayah selatan Indonesia seperti Sumatera bagian tengah hingga selatan.

Pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Kalimantan bagian selatan, sebagian besar Sulawesi, sebagian Maluku Utara, sebagian Maluku, dan Papua bagian selatan.

Selama periode El Nino, pengawasan dan kewaspadaan sangat penting untuk mengatasi potensi dampak yang mungkin timbul, seperti kekeringan, penurunan pasokan air, dan potensi bencana lainnya.

Koordinasi antara badan meteorologi dan instansi terkait, serta tindakan pencegahan yang tepat, dapat membantu mengurangi dampak negatif dari fenomena ini.***

Editor: Abdul Majid

Tags

Terkini

Terpopuler