Pemimpin Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Diduga Mengidap Sindrom Megalomania, Apa Itu?

24 Juni 2023, 17:00 WIB
Pemimpin Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang Diduga Mengidap Sindrom Megalomania, Apa Itu? /Pikiran Rakyat/Hendro Susilo/

Pedoman Tangerang - Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun, Panji Gumilang sering kali menuai kontroversi lewat sejumlah ajarannya yang dinilai menyimpang dari syariat Islam.

Di antaranya mengganti salam umat muslim menjadi salam Yahudi.

Menanggapi Panji Gumilang yang kerap kali membuat kontroversi dari pernyataannya, Pakar Komunikasi Islam dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Uwes Fatoni, menyebut Panji Gumilang bisa saja terkena sindrom megalomania.

Baca Juga: Detik-detik Masa Tandingan Al Zaytun Histeris Usai Bersentuhan dengan Panji Gumilang, Kenapa?

Sebab, bila seseorang selalu merasa dirinya berkuasa hingga menyampaikan gagasan yang menunjukkan jika pemikirannya hebat.

Apalagi sekarang sedang menjabat sebagai pemimpin dan figur sentral ponpes. Oleh karenanya, jelas Uwes, Pernyataan Panji Gumilang tidak ada satupun yang berani membantahnya termasuk kalangan santri.

Lebih lanjut, apa itu sindrom megalomania yang diduga mungkin bisa menyerangnya?

Baca Juga: Terungkap! Ternyata Bukan Panji Gumilang, Inilah Sosok Pemilik Al Zaytun Sebenarnya, Siapa?

Bardasarkan beberapa sumber, sindrom megalomania adalah keyakinan dalam diri sseseorang bahwa dirinya memiliki kebesaran, keagungan, serta kekuasaan. Keyakinan ini tidak hanya ditunjukkan dengan sikap sombong, tetapi bagian dari gangguan jiwa.

1. Sulit membedakan mana yang nyata dan tidak, dalam medis ini dikenal dengan istilah skizofrenia.

2. Menganggap dirinya selalu benar dan hebat meskipun sudah terdapat fakta-fakta yang membuktikan sebaliknya.

3. Marah ketika pendapatnya dibantah.

Baca Juga: Terungkap Fakta, Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang: Saya Punya Intel Bisa Dapat Informasi dalam 5 Menit

4. Sulit akrab dengan orang.

5. Gangguan bipolar, penderita kerap mengalami perubahan emosi secara tiba-tiba.

Di sisi lain, penyebab gangguan ini belum diketahui secara persis oleh para peneliti.

Namun, bisa jadi hal tersebut merupakan gejala penyakit mental lain, seperti bipolar atau skizofrenia.

Delusi keagungan sendiri sulit diidentifikasi karena orang yang memilikinya percaya bahwa hal tentang dirinya selalu benar.

Baca Juga: Terungkap Fakta, Pimpinan Ponpes Al Zaytun Panji Gumilang: Saya Punya Intel Bisa Dapat Informasi dalam 5 Menit

Pengidap sindrom megalomania diketahui sulit menerima bantuan karena pengidapnya mungkin tidak memahami jika dirinya bermasalah.

Selain itu, mereka juga bisa saja menolak mengikuti perawatan dokter. Meski begitu, ada pengobatan yang dapat dilakukan.

Dokter biasanya akan memberi resep obat untuk psikotik atau depresi.

Lalu, perawatan lainnya berupa terapi kesehatan jiwa jenis berbicara. Denagan cara begitu penderita dapat membantu dirinya untuk meringankan delusi megalomania.

Untuk mendapatkan informasi ter-uptodate dari Pedoman Tangerang silahkan klik "Google News".***

Editor: Bustamil Arifin

Tags

Terkini

Terpopuler