Mengejutkan, Bripka RR: Bukan Putri Chandrawathi yang Menangis di Magelang Ternyata Sosok Ini? Ada Pelecehan!

14 September 2022, 08:00 WIB
Pengakuan Mengejutkan Bripka RR, Ternyata Bukan Putri Chandrawathi yang Menangis di Magelang Ternyata Sosok Ini? Ada Pelecehan! /Pikiran-Rakyat.com/

Pedoman Tangerang - Salah satu tersangka dari kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir J yakni Bripka RR bongkar peristiwa yang terjadi di Magelang, Jawa Tengah.

Sebab peristiwa di Magelang yang diketahui dan dilihat langsung Bripka RR adalah adanya ketegangan antara Brigadir J dengan Kuat Maruf, sopir keluarga Sambo, serta melihat Susi, asisten rumah tangga Ferdy Sambo menangis di lantai dua rumah.

Sementara Putri Candrawathi, istri Ferdy Sambo, menurut Bripka RR, berbaring di kamarnya.

Bahkan menurut Bripka RR, Putri Candrawathi mencari Brigadir J, kala itu, yang dinilainya tidak mencirikan telah dilecehkan oleh Brigadir J.

Baca Juga: Terkuak Drama Pelecehan Putri Candrawathi, Dosa Om Kuat Dibongkar Bripka RR

Pengacara Bripka Ricky, Erman Umar mengatakan kliennya ikut serta dalam perayaan Hari Jadi ke ke-22 pernikahan Sambo dan Putri Candrawathi Sambo.

Bripka Ricky Rizal juga melihat Susi, asisten rumah tangga Ferdy Sambo menangis di lantai dua rumah. Sementara Putri Candrawathi tengah berbaring di kamarnya.

Di saat itu juga, lanjut Erman, Putri Candrawathi mencari Brigadir J. Dengan demikian, menurutnya hal tersebut tidak menjadi ciri telah terjadinya peristiwa pelecehan.

"Yang memang menjadi pertanyaan saat itu, apa penyebab Susi menangis. Bripka RR tidak tahu penyebabnya, padahal Ibu PC tidak menangis dan berbaring di kamarnya. Semuanya diam, soal Susi menangis ini, dan RR tidak tahu penyebab Susi menangis," kata Erman, Selasa 13 September 2022.

Lebih lanjut, Erman mengatakan kliennya merupakan salah seorang ajudan Ferdy Sambo yang ditugaskan untuk menjaga kedua anaknya yang masih bersekolah di SMA Taruna Magelang.

"Dimana mereka duduk di kelas I dan III. Namun saat pandemi dan sekolah online, Bripka RR juga tugas di Jakarta," kata Erman.

Erman menegaskan kliennya tidak mengetahui adanya kejadian penembakan tersebut.

Sebab, pada tanggal kejadian itu kliennya tengah bersama dua anak Sambo di Taruna Nusantara bersama Bharada Richard Eliezer atau Bharada E.

Namun, pada saat di sekolah, kliennya itu diperintahkan pulang oleh Putri Candrawathi.

"Dia dipanggil sama ibu PC, di suruh pulang ke rumah, panggilan saat itu lewat telepon kepada Richard," kata Erman.

Pada saat kembali ke rumah kata Erman, menurut Bripka RR di lantai 1 rumah, kosong.

"Saat Bripka RR naik ke atas, dia lihat Kuat dalam keadaan panik dan tegang. Dia tanya, ada apa Pak Kuat? Pak Kuat jawab, 'Enggak itu tadi si Yosua, naik turun naik turun, saya tanya, dia lari ke bawah. Dia gak mau dengar saya. Kenapa itu anak, itu jawaban Kuat," katanya,

"Saat itu kata Ricky, kondisi Susi menangis," ujar Erman.

Baca Juga: Kuat Maruf Berkata Jujur, Ferdy Sambo Ketar-ketir, Hingga Adegan Putri Chandrawathi Dibongkar Bripka RR

Selanjutnya, lanjut Erman, kliennya menceritakan jika Brigadir J sempat ingin naik ke lantai 2 untuk melihat keadaan Putri Candrawathi yang diduga sakit. Namun, tidak jadi lantaran dilarang oleh Kuat dengan menggunakan pisau.

"Tapi dihalangi oleh Kuat dengan pakai pisau. Akhirnya Josua turun lagi ke bawah," katanya.

Kemudian kata Erman, Kuat akhirnya mempersilakan Brigadir RR melihat kondisi Putri Candrawathi yang berbaring di dalam kamar di lantai 2 tersebut.

"Dia buka pintu kamar ibu, dan tanya. 'Ada apa Bu?'. Ibu tidak menjawab, tetapi malah bertanya. 'Yosua dimana?'," kata Erman.

Menurutnya setelah itu Bripka RR hendak turun ke lantai 1 untuk menemui Brigadir J. Namun, kata Erman, karena ada ketegangan antara Brigadir J dengan Kuat Maruf, Bripka RR berinisiatif menyembunyikan senjata api milik Brigadir J.

"Kemudian dia berinisiatif, yang mungkin diketahui juga sama Richard. Bagaimanapun Yosua ada senjatanya. Ada pisau dan senapan panjang. Bripka RR berinisiatif dipindahin senjatanya ke kamar anaknya Sambo. Di kunci di kamar itu senjatanya. Karena Bripka RR khawatir ada apa-apa. Sebab sebelumnya kan ada ketegangan antara Brigadir J dengan Kuat," ujar Erman.

Tujuan Bripka RR melakukan itu, kata Erman, agar tidak ada kejadian yang tidak diinginkan jika terjadi pertengkaran kembali antara Brigadir J dengan Kuat.

Selanjutnya, Putri memerintahkan agar Bripka Ricky itu mencari Yosua.

Baca Juga: Terkuak Drama Pelecehan Putri Candrawathi, Dosa Om Kuat Dibongkar Bripka RR

"Kemudian Bripka RR turun ke bawah. Dia cari Yosua. Karena perintah Ibu PC kan, tanya Yosua dimana?" kata Erman.

Bripka RR lalu bertemu Brigadir J dan menanyakan ada masalah apa dengan Kuat Maruf.

"Bripka RR tanya ke Josua, ada apa dan kenapa bersitegang dengan Kuat. Yosua menjawab agak marah, 'Iya bang, saya nggak ngerti itu kenapa Om Kuat, marah-marah ke saya'. begitu jawaban Yosua," kata Erman.

Setelah mendapatkan perintah Putri untuk bertemu dengannya, akhirnya Brigadir J naik ke lantai atas dengan didampingi oleh Bripka RR.

"Josua masuk ke kamar dan duduk di bawah, sementara Ibu PC tetap berbaring di kasur. RR tidak ikut masuk ke kamar," katanya.

Bripka RR, kata Erman menunggu di pintu dan agak berjarak.

"Sehingga Bripka RR tidak mendengar pembicaraan Brigadir J dengan Putri Candrawathi," katanya.

Tak lama kata dia kemudian Brigadir J keluar kamar, dan bersama Bripka RR kembali turun ke lantai 1.

"Pada saat mereka turun, Bripka RR ikuti Yosua, karena khawatir supaya jangan ada pertengkaran lagi dengan Kuat Maruf. Bripka RR antar sampai ke bawah. Dia sempat tanya Yosua juga, ada apa lagi. Yang kedua ini jawaban Yosua melunak, 'Udah bang, nggak ada apa-apa bang'. Ini berbeda dengan pertama sebelum Yosua bertemu Ibu," katanya.

Kepada Erman, Bripka RR mengaku tidak sama sekali melihat adanya dugaan pelecehan atau kekerasan seksual kepada Putri Candrawathi yang diduga menjadi motif pembunuhan berencana terhadap Brigadir J.

"Jadi menurut RR, kejadian di Magelang tidak seperti yang dibayangkan. Dia tidak melihat dan tidak tahu adanya pelecehan ke Ibu," kata Erman.

Seperti diketahui dalam kasus pembunuhan Brigadir polisi sudah menetapkan lima tersangka.

Yakni Ferdy Sambo dan istrinya Putri Candrawati, dua ajudannya Bripka RR dan Bharada E serta Kuat Maruf, sopir sekaligus ART keluarga Ferdy Sambo.

Mereka dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, subsider Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan biasa, junto Pasal 55 dan 56 KUHP tentang permufakatan jahat.

Dengan ancaman hukuman, pidana mati, penjara seumur hidup atau selama-lamanya 20 tahun.***

Editor: Bustamil Arifin

Tags

Terkini

Terpopuler