Sekarang Lantang Menolak dulu Ferdinand Tampil Hadir Gunakan Peci Tauhid saat Aksi 212

3 Desember 2021, 09:00 WIB
Ferdinand saat Menghadiri Aksi 212 2 Desember 2018, Sambil Memakai Peci Tauhid. /

Pedoman Tangerang - Eks Kepala Divisi Advokasi dan Hukum (Kadiv) Partai Demokrat (PD) Ferdinand Hutahaean salah satu orang yang kini paling vocal menentang digelarnya Reuni 212. Sebab, menurut pengakuannya, kegiatan tersebut tak ada gunanya dan hanya membuang-buang waktu.

Namun, menariknya, saat masih menjabat di Partai Demokrat, atau tepatnya tiga tahun lalu, Ferdinand sempat hadir di Reuni 212. Bahkan, sama seperti peserta lain, dia mengenakan pakaian serba putih dan kopiah hitam bertuliskan kalimat tauhid.

"Reuni 212 ini luar biasa. Saya tidak punya kalimat yang pas menggambarkan situasi ini. Semua lapisan masyarakat berkumpul bersama dengan semangat perjuangan besar menjaga NKRI dan misi memperbaiki Indonesia," kata Ferdinand, dikutip berita satu, 2 Desember 2018 Silam.

Baca Juga: Viral, Mensos Risma Paksa Tuna Rungu Untuk Bicara, Warganet: Makin Kesini Makin Arogan

Dijelaskan, dirinya berada di panggung utama. "Saya hadir dan berada dipanggung utama. Menyaksikan jutaan manusia berkumpul disatukan oleh semangat yang sama dan hati yang sama," ujarnya. Diungkapkan, kegiatan reuni pun diikuti umat non muslim.

Baginya, reuni tambah mengharukan. "Reuni juga dihadiri oleh nonmuslim yang menambah situasi semakin haru. Ini betul betul sinyal besar bahwa bangsa rakyat Indonesia menginginkan perubahan," ucapnya.

Ferdinand saat itu yakin, tidak ada aturan dan hak-hak pribadi yang dilanggar dalam aksi tersebut. Dia menekankan, pemerintah mestinya memfasilitasi dan menjaga aksi tersebut agar lancar dan damai.

“Prinsipnya, bahwa itu reuni. Jadi harus dilihat sebagai semangat persatuan, semangat menyatukan, harus dilihat sisi positifnya bahwa itu untuk mengenang sebuah perjuangan,” tutur Ferdinand.

Baca Juga: AA Gym: Lebih Baik Pilih Pemimpin Koruptor Tapi Muslim, daripada Jujur Tapi Kafir, Benarkah? Cek Faktanya

“Yang penting semua pihak bisa menjaga acara reuni itu dengan baik, tidak mengganggu ketertiban umum, mengganggu hak pengguna jalan. Itu juga perlu dipikirkan. Kita juga minta pemerintah untuk tidak berupaya menghalangi atau menghambat, justru memfasilitasi dan mengatur dengan baik,” lanjutnya.

Kini, suasana politik berganti. Ferdinand tak lagi berada di Partai Demokrat. Alih-alih merongrong dan mengkritik, belakangan dia lebih sering mendukung dan membela kebijakan Presiden Jokowi.

“Reuni 212 hari ini paling dihadiri seratusan orang. Itupun panitia 50% jadi yang ikutan dari unsur rakyat hanya kaum-kaum yang memang sudah akut bencinya kepada Pancasila. Saya berharap Polri dan TNI langsung saja gulung panitianya,” kata Ferdinand.***

Editor: Bustamil Arifin

Tags

Terkini

Terpopuler