Karena Beda Keyakinan, Tiga Siswa di Tarakan Tidak Bisa Naik Kelas Selama 3 Tahun Beruntun

- 23 November 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi anak sd
Ilustrasi anak sd /pixabay/

Pedoman Tangerang - Pelakuan diskriminasi kini kembali terjadi dilembaga pendidikan. Tiga orang siswa yang bersekolah di SDN 051 Kota Tarakan, Kalimantan Utara, harus menerima kenyataan tidak naik kelas selama 3 tahun berturut-turut hanya karena alasaan berbeda keyakinan.

Pelakuan diskriminasi tersebut jelas membuat ketiga siswa tadi jatuh mental, malas belajar bahkan enggan melanjutkan sekolahnya.

Ketiga siswa tersebut adalah kaka beradik dengan inisial M (14 Tahun) duduk dikelas 5 SD, Y (13 Tahun) kelas 4 Sd dan adiknya yang terakhir YT (11 Tahun) kelas 2 SD. Ketiganya tidak naik kelas pada tahun ajaran 2018-2019, 2019-2020 dan tahun ajaran 2020-2021.

Kasus ini muncul di publik setelah orang tua ketiga siswa tersebut membuta laporan pengaduan ke KPAI.

“Orang tua korban membuat pengaduan ke KPAI dan atas pengaduan tersebut, KPAI segera melakukan koordinasi dengan Itjen Kemedikbud Ristek untuk pemantauan bersama ke Tarakan,”ucap Komisioner KPAI, Retno Listyarti, pada Senin, 23 November 2021.

Alasan mengapa ketiga siswa ini tidak bisa naik berbeda-beda, salah satunya adalah karena berbeda keyakinan.

Pada tahun ajaran 2018-2019 ketiganya tidak naik kelas lantaran dianggap absen selama 3 bulan lebih, padahal faktanya, mereka absen dikarenakan pihak sekolah mengeluarkannya, dan baru masuk sekolah setelah putsusan PTUN.

Tahun kedua, pada tahun ajaran 2019-2020 pihak sekolah tidak memberikan pelajaran kepada ketiga siswa tersebut lantaran beda keyakinan. 

Guru pendidikan agama Kristen setempat, menilai paham keyakinan yang dianut ketiga anak tersebut berbeda, mereka menganut keyakinan Kristen Saksi-Saksi Yehuwa inilah sebab ketiga siswa tadi tidak dinaikan kelas.

Halaman:

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x