Rakyat Afghanistan Ketakutan Jika Taliban Kembali Berkuasa

- 14 Juli 2021, 20:45 WIB
Pemimpin Taliban
Pemimpin Taliban /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

"Kami sangat prihatin bahwa hak-hak perempuan tidak menjadi harga yang harus dibayar untuk perdamaian," Mary Akrami seorang aktivis hak-hak perempuan terkemuka di Kabul, mengatakan pada sesi Dewan Keamanan PBB Selasa.

"Kami menginginkan perdamaian yang bermartabat dan adil, bukan penyerahan diri kepada Taliban atau kelompok ekstremis kekerasan lainnya."

Baca Juga: Viral, Pasangan Kekasih Terekam CCTV Saat Membuang Bayi

Wanita telah menjadi bagian dari delegasi nasional Afghanistan yang telah bertemu berulang kali dengan Taliban dalam negosiasi damai sejak September lalu, meskipun pembicaraan itu menemui jalan buntu sejak kedua pihak menetapkan agenda.

Kelompok militan itu mengatakan bahwa mereka akan menerima perempuan di ruang-ruang tertentu, yang juga disebut-sebut Khalilzad.

Sayed Akbar Agha, mantan pemimpin Taliban sejak kelompok itu berkuasa sebelum invasi AS tahun 2001, mengatakan bahwa Taliban sudah berubah.

Baca Juga: Kunker ke Gudang Bio Farma, Gus Muhaimin Pastikan Stok Vaksin Nasional Aman

"Kami mendukung pemerintah yang inklusif ... di mana setiap suku dan setiap penduduk Afghanistan yang duduk mewakili dalam hal itu. pemerintah, jadi pemerintahan semacam itu, bahkan perempuan pun akan menjadi bagian darinya," kata Agha, dikutip Pedoman Tangerang dari ABC News 24 Juni 2021.

Namun, dalam beberapa bulan terakhir, serangkaian panjang serangan mematikan Taliban yang menargetkan wanita dan  membunuh pemimpin wanita terkemuka membuat publik meragukan janji Agha.***

Halaman:

Editor: R. Adi Surya

Sumber: ABC News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x