Bincang dengan Sutradara Dosy Omar: Sutradara itu Bagaikan Nahkoda Kapal

- 10 Mei 2022, 15:30 WIB
Wawancara dengan Sutradara Dosy Omar
Wawancara dengan Sutradara Dosy Omar /Yudi Purwanto

Pedoman Tangerang - Film yang berkisah sedih, romantis, sampai komedi yang menyenangkan, dapat membuat emosi penonton hanyut ke dalam sebuah tontonan.

Dalam proses pembuatannya, karya dalam bentuk Audio Video tersebut tercipta berkat kerja keras sutradara dan team.

Tugas pokok sutradara sendiri salah satunya mengubah tulisan menjadi kisah visual, dari skrip (naskah cerita) di tangan sutradara berubah menjadi seni peran yang menghasilkan karya audio dan visual yang dapat dinikmati oleh penonton. 

Melihat lebih dalam tentang sutradara, Dosy Omar yang telah lebih dari 10 tahun menjadi sutradara, membeberkan tugas sutradara yang lebih mendetail, pria keturunan timur tengah, yang berperawakan tinggi besar, bercerita tentang apa saja yang menjadi tugas sutradara, mulai dari hal terkecil, sampai yang paling krusial menjadi beban yang berada di pundaknya. 

“Pekerjaan Sutradara itu tidak hanya memperhatikan talen, tapi juga kru di lapangan, walaupun itu bukan tugas pokok saya, tapi sutradara bertanggung penuh di dalamnya, termasuk menjaga mood mereka agar tetap konsisten dalam membuat karya, kalo diibaratkan itu seperti nahkoda kapal yang bertanggung jawab atas semua elemen di dalam kapal” ungkap pria yang akrab di sapa Om Dosy. 

Pria yang gemar minum kopi expreso long black  itu, merupakan orang yang menyutradarai film dokumenter milik Band Slank yang berjudul ‘Metamorfoblus’, film yang memakan waktu panjang dalam prosesnya akhirnya berhasil dia selesaikan dengan baik sehingga menyabet penghargaan bergengsi dari special award FFI (Festival Film Indonesia) 2011. 

“Film Metamorfoblus itu proses suyutingnya sekitar 4 bulan, tapi saya ngeditnya setahun lebih totalnya satu setengah tahun kira-kira, iyaaa... banyak juga film yang prosesnya empat sampai lima tahun, tapi dengan waktu satu setengah tahun itu sudah cukup lama bagi saya” ucap Dosy saat ditemui di kedai Teras Dalam Coffee miliknya. 

Dibalik perih dan pahitnya proses pembuatan film yang dilalui, di bayar lunas dengan menyabet gelar dari berbagai penghargaan diantaranya: Film Metamorfoblus, Special Award FFI 2011. Film Honey I’m Home, XX1 Short Film Fest 2014 Media Choice. Dan berbagai nominasi di beberapa fest dalam dan luar negeri. 

Saat Dosy ditanya film mana yang diagap masterpiece yang pernah dibuat, seketika kebingungan tak bisa menjawab, sebab karya itu bagaikan seorang anak “tidak bisa dong, masa kamu mau membeda-bedakan anak pertama dan anak kedua kamu” jawabnya sambil menyeruput kopi di kedai Teras Dalam Coffee. 

Halaman:

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah