Erotomania, Delusi Kasih Sayang Penyebab Baper

- 6 Juli 2021, 17:37 WIB
Ilustrasi cinta
Ilustrasi cinta /PIXABAY/ Pixel2013

Pedoman Tangerang - Seseorang mungkin pernah mengalami  perasaan dimana dirinya yakin bahwa dirinya dicintai oleh orang yang ia cintai padahal kenyataannya tidak.

Pernahkah anda mengalami seperti itu? Jika ia bisa jadi anda mengidap penyakit Erotomania.

Erotomania adalah perasaan yang tidak biasa dari delusi paranoid.

Baca Juga: 6 Adab Yang Dicontohkan Rasullullah Ketika Minum Air

Orang yang terkena erotomania sangat percaya bahwa orang lain jatuh cinta padanya.

Khayalan ini berkembang dan bertahan meskipun ada bukti yang jelas sebaliknya.

Kondisi ini jarang terjadi, dan erotomania lebih sering menyerang wanita daripada pria.

Baca Juga: Mirisnya Nasib KAI, Penumpang Anjlok hingga 65 Persen Akibat PPKM Darurat

Erotomania bisa dimulai secara tiba-tiba, dan gejalanya seringkali berlangsung lama.

Objek kasih sayang biasanya adalah orang yang lebih tua, tidak dapat diakses dengan status sosial yang lebih tinggi yang mungkin memiliki sedikit atau tidak ada kontak sebelumnya dengan orang yang tertipu.

Erotomania kadang-kadang disebut sindrom De Clerambault, setelah psikiater Prancis yang pertama kali menggambarkannya sebagai gangguan yang berbeda pada tahun 1921.

Baca Juga: Mengantisipasi Ketidakpastian Pandemi Lewat RAPBN 2022

Erotomania sering dikaitkan dengan gangguan kejiwaan lainnya, tetapi juga dapat terjadi dengan sendirinya.

Sindrom ini mungkin merupakan gejala penyakit kejiwaan, termasuk skizofrenia , gangguan skizoafektif, gangguan depresi mayor dengan ciri psikotik, gangguan bipolar , atau penyakit Alzheimer .

Ini sejenis gangguan delusi. Jenis lain termasuk delusi penganiayaan, kebesaran, atau kecemburuan.

Baca Juga: Seram, Muncul Penampakan Tangan Diatas Makam Jane Shalimar

Laporan kasus menunjukkan bahwa jaringan media sosial dapat memperburuk atau bahkan memicu keyakinan delusi yang terkait dengan erotomania.

Media sosial menghilangkan beberapa penghalang antara orang-orang yang tidak dikenal dan dapat dengan mudah digunakan untuk mengamati, menghubungi, menguntit, dan jika tidak, melecehkan orang-orang yang sebelumnya tidak dapat diakses sama sekali. Platform media sosial dapat mengurangi privasi, yang dapat membuat perilaku menguntit menjadi lebih mudah.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa delusi dapat berkembang sebagai cara untuk mengelola stres atau trauma yang ekstrem .

Baca Juga: Gus Jazil Minta Pemerintah Perjelas Prosedur Kedatangan 20 TKA China

Diketahui pula bahwa faktor genetik juga dapat berpengaruh pada gangguan delusi yang emmicu Erotomania.

Jadi jangan kege-eran ya guys, mungkin aja kamu cuma dianggap teman.***

Editor: R. Adi Surya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x