Pertumbuhan Penjualan Amazon Selama Masa Pandemi

1 Agustus 2021, 10:00 WIB
Selama pandemi, penjualan di Amazon meningkat drastis. /Foto: Pasardana

Pedoman Tangerang - Amazon merupakan salah satu dari sedikit perusahaan yang makmur selama masa pandemi.

Karena toko fisik yang menjual barang-barang seperti pakaian tutup sementara, orang-orang yang terjebak di rumah beralih ke Amazon untuk membeli segala hal mulai dari bahan makanan hingga perlengkapan kebersihan.

Kondisi new normal yang tidak normal saat ini memperlambat lonjakan penjualan akibat pandemi dalam bisnis Amazon.

Toko online terbesar tersebut, pada hari Kamis lalu membuat pembukuan laba kuartal kedua yang lebih baik dari perkiraan. Namun, hasil tersebut merupakan penjualan yang jauh dari harapan dan prospek yang mengecewakan untuk kuartal saat ini.

Baca Juga: Laris Manis di Pasaran, Brio Dongkrak Penjualan Honda

Amazon mengatakan bahwa pendapatan akan berada di kisaran $106 miliar - $ 112 miliar untuk kuartal ketiga. Saham pada Amazon.com Inc. yang berbasis di Seattle turun lebih dari 7%.

Dikutip dari Time, Chief Financial Officer, Brian Olsavsky mengatakan, “Perlambatan pertumbuhan penjualan adalah hasil dari perusahaan yang kalah dengan panic buying COVID-19”.

Ketika pandemi melanda dan lock down dimulai pada Maret 2020, Amazon butuh waktu untuk menambah lebih banyak pekerja dan memperluas kapasitasnya untuk memenuhi lonjakan belanja.

Pada Mei 2020, tingkat pertumbuhan pendapatan perusahaan melonjak dalam kisaran 35% hingga 40% dari kisaran 20% hingga 21% selama hari-hari sebelum pandemi. Hingga pada kuartal pertama tahun ini, pertumbuhan pendapatannya mencapai 41%.

Baca Juga: Fenomena Peralihan UMKM ke Marketplace Online, BI: Aktivitas Penjualan Indonesia Meningkat 19 Persen

Sebenarnya persentase pertumbuhan Amazon dari tahun ke tahun telah turun. Pendapatan untuk kuartal saat ini diperkirakan berkisar 10% hingga 16%. Chief Eksekutif Amazon mengatakan tingkat pertumbuhannya selam 2 tahun ini tetap pada 25% hingga 30%.

Olsavsky juga menambahkan bahwa meningkatnya infeksi virus corona varian delta mendorong perusahaan untuk menggunakan pekerja yang telah divaksinasi. Hal ini dilakukan untuk menjaga keamanan.

“Tujuan yang lebih besar adalah untuk memberantas covid19 dan meningkatkan produktifitas masing-masing pekerja” kata Olsavsky.

Selama periode tiga bulan yang berakhir 30 Juni, perusahaan melaporkan laba sebesar $7,78 miliar, atau $15,12 per saham, dibandingkan tahun lalu $5,24 miliar, atau $10,30 per saham. Tercatat pendapatan melonjak 27% menjadi $ 113,08 miliar namun hal itu berlangsung sementara.***

Editor: Alfin Pulungan

Tags

Terkini

Terpopuler